Kebanyakan kita diajarkan untuk bermimpi bukan untuk menggapai mimpi. Kita selalu diiming-imingi sesuatu yang indah atau enak. Sebagai contoh: "ayo belajar biar bisa jadi direktur" atau "tamatin puasa entar dikasih mobil".
Bermimpi membuat kita lupa akan kenyataan. Pendidikan dengan cara bermimpi ini akan membuat mental seseorang selalu dikelilingi oleh untung dan rugi dalam arti seseorang hanya akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan imbalan.
Kalau orang ini sudah terprogram otaknya seperti diatas maka akan berusaha gimana caranya saya bisa mendapatkan lebih banyak imbalan dan Belajar hanya untuk mengejar suatu proyek. Tapi bayangkan apabila dia gagal maka akan mencari pelarian dari stress yang dia buat sendiri.Mereka tidak menyadari bahwasannya dalam sehari mampu menuntaskan berbagai problema atau mengerjakan banyak hal berguna. Tapi biasanya waktu habis hanya untuk menunggu datangnya proyek, atau imbalan apa yang bisa saya dapatkan dari suatu pekerjaan.
Ada satu istilah di Shaolin yaitu "lakukan sesuatu tanpa melihat hasil". Karena hasil itu selalu ditangan Tuhan. Oleh sebab itu, kita bisa melihat banyak orang yang mengejar mimpi tapi apa yang terjadi hasilnya selalu jauh dari keinginan.
Coba anda tanyakan kepada diri sendiri "apakah anda punya mimpi?" lalu tanyakan "apakah anda bergerak menuju mimpi anda?".
Pada saat anda menjawab coba perhatikan berapa lama anda berfikir untuk menjawab hal itu semakin cepat maka anda memiliki mimpi dan semakin lama maka anda memaksakan mimpi itu ke diri anda.
Coba perhatikan orang yang dikatakan berhasil oleh kita kebanyakan jika ditanya mimpi maka dia akan menjawab sesuatu yang global seperti: "mimpi saya yaitu menjadi orang sukses". Jawaban global seperti ini mengartikan dia hanya berusaha menjawab pertanyaan anda untuk menyenangkan hati anda. Atau seseorang yang berhasil dia ngomong apa aja maka kita serasa ini jawabannya padahal jawaban itu belum tentu sebenarnya dan juga belum tentu cocok dengan anda.
Kebanyakan orang yang telah sukses menurut kita: dia hanya berusaha terus dengan sebaik mungkin, terus berproses dan mengamati proses yang dia kerjakan bukan bermimpi.
Sebagai contoh: petani buah-buahan yang telah mendapatkan kekayaan dari hasil pertaniannya apa mereka pernah sekolah tinggi, dan apa mereka pernah memiliki cita-cita untuk menjadi pejabat?. Contoh lain : Asep Sunandar Sunarya (dalang) berhasil mendapatkan S2 dari universitas Belanda. Apa dia pernah sekolah di Belanda? Dia hanya terus belajar dan mengerjakan apa yang dia bisa lakukan detik sekarang. Dia mencari guru untuk belajar selain dari orang tuanya tanpa berfikir dengan ilmu ini dia akan menghasilkan uang banyak, artis, dan dapat gelar S2.
Anda tidak perlu memiliki jiwa penolong tapi anda jadilah penolong bagi orang yang membutuhkan atau dengan kata lain lakukanlah kebaikan detik sekarang
|