Rabu, 30 Januari 2008

Di Bukit Butoh Sorowako

Ditulis di Salonsa pada, 22 Juli 2007
Untuk tujuan wisata masyarakat Sorowako lebih memilih dan mengenal tempat-tempat permandian pada beberapa tempat di Danau Matano seperti Pantai Kupu-kupu (Salonsa), Yatch Club (Salonsa), Pantai Ide (Pontada) dan Pantai Impian (Old Camp). Selain bersih dan terawat tempat-tempat tersebut terbuka untuk umum dan masyarakat Sorowako dan sekitarnya dapat menikmati keindahan Danau Matano yang konon kabarnya dasarnya berada di bawah permukaan laut itu tanpa di pungut biaya alias gratis. Selain itu sebenarnya ada satu tempat menarik untuk di kunjungi apabila anda berada di sorowako. Letaknya berada di belakang Nursery PT-INCO. Kawasan ini memang sengaja di buat sedemikian rupa sehingga sangat cocok di gunakan untuk untuk kegiatan- kegiatan alam bebas seperti berkemah, bersepeda gunung, joging atupun sekedar berjalan-jalan santai. Kawasan ini berada dalam kawasan pertambangan telah dimanfaatkan oleh PT.INCO. dan telah di tata dan di hijaukan kembali menyerupai bentuk asli alaminya. Pertama kali mengunjung tempat ini anda akan di suguhkan dengan sensasi petualangan yang mendebarkan. Hal itupun saya rasakan ketika pertama kali melakukan perjalan di tempat ini. Selama dalam perjalanan di samping kita bisa melihat pemandangan yang memukau, kita akan juga menjumpai aneka tanaman yang sengaja di tanam di sepanjang track lintasan yang beberapa diantaranya merupakan hasil pembibitan Nursery PT.INCO. Track khusus yang di tata apik namun tampak alami menghadirkan sensasi petualangan dan rasa penasaran yang tinggi jika anda berada disini. Desain jalur track di peruntukkan dengan tingkat kesulitan untuk menengah kebawah ini memiliki lebar setapak 1.5 Meter dengan panjangnya kira-kira 5 km. Dengan berjalan biasa, bisa di tempuh selama sekitar 1 jam. Anda tidak perlu takut akan nyasar di hutan, kecuali kalau keluar dari jalur yang telah tersedia. Karena sudah di siapkan beberapa pos pemberhentian lengkap dengan peta lokasi yang menginformasikan posisi anda bediri saat ini serta berapa jarak yang tersisa untuk dapat sampai hingga ke puncak bukit.

Track khusus yang di tata apik namun tampak alami menghadirkan sensasi petualangan dan rasa penasaran yang tinggi jika anda berada disini.

Beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan dari atas bukit

Untuk menuju ke puncak bukit Butoh ada dua jalur yang bisa anda pilih, terserah yang mana yang menurut anda cocok sesuai dengan maksud anda, kenapa saya berkata demikian? Karena kalau anda ingin cepat sampai ke puncak sebaiknya langsung mengambil alternatif-1 dari Tapulemo di Pos-5. dari sini anda akan cepat campai ke puncak. Berbeda jika misalnya anda ingin kepuncak sambil berolah raga serta menikmati pemandangan serta tanaman-tanaman dari hasil pembibitan di Nursery sebaiknya memilih jalur alternatif ke-2 masuk lewat pintu melewati security pos di TAS office. Dari sini anda akan di arahkan menuju track awal Pos-1. Puncak bukit Butohnya sendiri berada di Pos-4. Tempat semacam ini memang sudah banyak di jumpai di tempat lain di sulawesi selatan, seperti misalnya di dekat lokasi Pabrik Semen Tonasa terdapat tempat wisata sejenis yang bernama tangga seribu tepatnya di desa Sumpangbita Kabupaten Pangkep atau lokasi permandian alam Malino Kabupaten Gowa. Tapi yang terdapat di Sorowako Kabupaten Luwu Timur berbeda, tempatnya memang agak tertutup sehingga sebahagian besar warganya umum belum banyak yang mengetahui dan pernah ke tempat ini. Padahal tempat ini sangat dekat dari desa Sorowako. Untuk ketempat inipun tidak diperlukan ticket masuk seperti yang biasa kita jumpai di tempat-tempat wisata yang telah ada.

Asyiknya ritual bakar batu..eh..maaf maksudnya bakar jagung di puncak Butoh Hill. Kipas...kipas... kipas terus.....he..he..he...

Mau berwisata sambil berolah raga? Saya rekomendasikan sekali-sekali mencoba tempat ini. Di jamin puas, apalagi jika sudah berada di puncak bukit, saya yakin rasa capek pasti akan terlupakan jika sudah diatas dan pastinya anda akan menyesal sekali jika kesana tanpa membawa Kamera untuk mengabadikan pemandangan indah kota Sorowako dari atas bukit.

Pemandangan indah dari puncak bukit seakan membayar semua usaha keras anda setelah tiba di puncak bukit

Selasa, 29 Januari 2008

Karya Komik-ku

Cerita, tokoh dan Pelaku dalam Komik ini adalah fiktif belaka. alias di buat-buat-ji tidak ada kebenaran dalam komik ini. he..he...he... serius amat membacanya.
Malam ini saya iseng-iseng nyari-nyari data di file laptop-ku. eh tiba-tiba nemu komik singkat yang sudah lama nda terlihat. jadi kepikiran buat posting di My-blog, siapa tahu ada produser atau penerbit yang membaca atau sekedar melihat sambil tersenyum manis. kan bisa buat nambah buat jajan. (weke..ke...ke...puji ale-mi seng)Komik ini saya buat (kalo nda salah) kira-kira tahun 2006 terinspirasi dari reality show yang di tayangkan RCTI Indonesia Idol-3. Malam itu kami lagi nonton acara tersebut, masing-masing menjagokan artis pavoritnya, dari hasil diskusi, celaan dan saling menjatuhkan jagoan masing-masing akhirnya saya coba-coba membuat ilustrasinya kejadian malam itu, meski agak di pelesetkan cerita sebenarnya akhirnya jadi deh kartunnya, hasilnya lumayan, nda jelek-jelek amat. teman-teman crew Anggrek 55 (yang gambarnya saya bajak) pada senang n muji hasilnya.
dari ki-ka (Mael-Asland-Mangiwac-Irwan-Naja

Senin, 28 Januari 2008

Puisi : Taufiq Ismail

CERITA SEORANG ANAK YATIM PIATU SELEPAS PESTA ULANG TAHUN TETANGGANYA 1 Seminggu lalu datanglah undangan Untuk kami anak-anak penghuni Panti Asuhan Diantarkan seorang ibu dan anak gadisnya Sekolahnya kira-kira di SMA Mereka naik Corolla biru Dari pakaian, cara bicara dan perilaku Kelihatan tamu ini orang gedongan Golongan yang hidup lebih dari kecukupan. Mereka mengundang anak-anak Panti Asuhan Untuk ikut acara ulang tahun Rebo jam tujuh malam. Dan berangkatlah kami pada waktu yang ditentukan Berjumlah dua puluh tiga, termasuk bapak dan ibu asrama Jalan kaki bersama, karena jaraknya cuma terpisah sepuluh rumah saja Rombongan disilakan masuk dengan ramah Dan anak-anak berusaha duduk di belakang-belakang saja Tapi disuruh berbaur dengan tamu-tamu lainnya Para remaja belasan tahun Mereka sehat-sehat, harum-harum Berbaju mahal dan tembem-tembem pipinya Saya berjuang melawan sifat minder saya Duduk di tengah ruang tamu yang luas Di atas karpet bersila, pegal dan canggung Di antara jajaran barang antik dan macam-macam perabotan Di bawah lampu keristal bergelantungan. Tapi alangkah aku jadi heran Tidak ada acara potong kue dan tiup lilin Tidak ada tepuk tangan mengiringi Lagu Hepi-Bisde-Tuyu Hepi-Bisde-Tuyu. 2 Lalu seorang remaja membaca Surah Luqman Dengan suara amat merdunya Dan suaranya berubah jadi untaian mutiara Yang berkilauan jadi kalung di leher pendengarnya. Kemudian Lia yang berulang tahun Berpidato sangat mengharukan ”Dalam acara seperti ini Bukan saya yang jadi pusat perhatian Diperingati atau dihargai Tapi mama Ya, mama kita Ibunda kita Dan ayahanda. Ibunda dan ayahanda Pusat perhatian kita. Hari ini, enam belas tahun yang lalu Mama melahirkan saya Posisi saya sungsang Saya terlalu besar Jadi mama harus sectio Caesaria Mama dibedah, berdarah-darah Seluruh keluarga khawatir dan berdoa Di luar ruang operasi duduk menanti berita Dalam kecemasan luar biasa Tapi alhamdulillah kelahiran selamat Walau pun mama sangat menderita Sekarang ini, enam belas tahun kemudian Ulang tahun saya dirayakan Saya pikir, tidak logis saya jadi pusat perhatian Harus mama yang jadi pusat perhatian Mama. Bukan saya Saya pikir, tidak logis saya minta kado Harus mama yang diberi kado...” Anak gadis itu berhenti sebentar Dia sangat terharu Kemudian dia mengambil sebuah bungkusan Kertas berkilat, diikat pita berbentuk bunga ”Mama Terima kasih mama, terima kasih Mama telah melahirkan saya Dengan susah payah Mama menyabung nyawa Berdarah-darah Persis malam ini, 16 tahun yang lalu Terimalah rasa terima kasih ananda Tidak seberapa harganya.” Mamanya berdiri Terpukau pada kata-kata anak gadisnya Terharu pada jalan pikirannya Yang dia tak sangka-sangka Dia langsung memeluk anaknya Terguguk-guguk menangis Keduanya tersedu-sedu Hadirin menitikkan air mata pula Suasana mencekam terasa Dan hening agak lama 3 Kemudian kakak pembawa acara berkata ”Para hadirin yang mulia Ini memang kejutan bagi kita Karena dengan tahun yang lalu acara ini berbeda Lia tidak mau tiup lilin jadi acara Karena ditemukannya di ensiklopedia Manusia di Zaman Batu di Eropah Percaya pada kekuatan nyala lilin, begitu tahayulnya Bisa mengusir sihir, roh jahat, leak dan memedi begitu katanya Termasuk sijundai, setan, hantu, kuntilanak dan gendruwo Dan itu berlanjut ke zaman Romawi kuno Lalu dikarang lagi berikutnya superstisi Yaitu apabila lilin-lilin itu sekali tiup nyalanya semua mati Maka akan terkabul apa yang jadi cita-cita di dalam hati. Lia tidak mau acara ulang tahunnya oleh tahayul jadi bernoda Acara yang ditentukan oleh budaya jahiliah zaman purbakala Katanya: ’Kok tiupan nyala 16 lilin bisa menentukan nasib saya? Allah yang menentukan nasib saya Sesudah kerja keras saya Saya tidak mau dibodoh-bodohi tahayul Walau pun itu datangnya dari barat atau pun timur juga Saya tidak mau dibodoh-bodohi budaya mereka Minta kado dari Papa dan Mama Minta kado dari keluarga dan kawan-kawan saya. Saya tidak mau cuma jadi kawanan burung kakaktua Burung beo yang pintar meniru adat Belanda dan Amerika Dalam acara ulang tahun kita’ Begitu katanya.” Sesudah bertangis-tangisan dengan ibunya Berkatalah yang berulang tahun itu ”Hadiah paling saya harapkan dari kalian Adalah doa bersama Sesudah hamdalah dan salawat Karena saya ingin jadi anak yang baik laku Jadi perhiasan di leher ibuku Jadi penyenang hati ayahku Rukun dengan kakak-kakak dan adik-adikku Bertegur-sapa dengan semua tetangga Dan kelak ketika dewasa Berguna bagi Indonesia.” 4 Anak yatim piatu yang mendapat undangan itu Lihatlah bersama kawan-kawannya Disilakan makan bersama-sama Dengarlah kisah kesannya kini: ”Dalam acara makan kunikmati nasi Beras Rajalele yang putih gurih Dendeng tipis balado, ikan emas panggang Dan udang goreng, besar dan gemuk-gemuk Belum pernah aku memegang udang sebesar itu Di asrama ikan asin dan tempe Seperti nyanyian yang nyaris abadi Kadang-kadang makan pun cuma sekali sehari. Ketika kulayangkan pandangku ke depan Kulihat tuan rumah yang baik hati itu Bapak dan ibu itu Berdiri bersama Lia anak gadisnya Berbicara amat mesranya Kubayangkan ayahku almarhum Mungkin seusia dengan bapak ini Beliau meninggal ketika umurku setahun Kubayangkan ibuku almarhumah Wafat ketika aku kelas enam SD Mungkin seusia pula dengan ibu itu Tidak pernah aku merayakan ulang tahunku Tidak pernah. Semoga sorga firdaus jua Bagi ibu bapakku Panas mengembang di atas pipiku Tak tertahan Titik air mataku.” 1980, 2007.

Filosofi Rumah Tradisional Bugis/Makassar

Dikutip dari Acuan Perancangan (Tugas Akhir) “RUMAH SUSUN PADA PERMUKIMAN KUMUH DI MAKASSAR. Tahun 2001/2002 Oleh : Muhammad, Ismail ST.
Rumah adat suku Bugis Makassar dapat di bedakan berdasarkan status sosial orang yang menempatinya, Rumah Saoraja (Sallasa) berarti rumah besar yang di tempati oleh keturunan raja (kaum bangsawan) dan bola adalah rumah yang di tempati oleh rakyat biasa.
Tipologi kedua rumah ini adalah sama-sama rumah panggung, lantainya mempunyai jarak tertentu dengan tanah, bentuk denahnya sama yaitu empat persegi panjang. Perbedaannya adalah saoraja dalam ukuran yang lebih luas begitu juga dengan tiang penyangganya, atap berbentuk prisma sebagai penutup bubungan yang biasa di sebut timpak laja yang bertingkat-tingkat antara tiga sampai lima sesuai dengan kedudukan penghuninya. Rumah adat suku bugis baik saoraja maupun bola terdiri atas tiga bagian : Awa bola ialah kolong yang terletak pada bagian bawah, yakni antara lantai dengan tanah. Kolong ini biasa pada zaman dulu dipergunakan untuk menyimpan alat pertanian, alat berburu, alat untuk menangkap ikan dan hewan-hewan peliharaan yang di pergunakan dalam pertanian. Alle bola ialah badan rumah yang terdiri dari lantai dan dinding yang terletak antara lantai dan loteng. Pada bagian ini terdapat ruangan-ruangan yang dipergunakan dalam aktivitas sehari-hari seperti menerima tamu, tidur, bermusyawarah, dan berbagai aktifitas lainnya. Badan rumah tediri dari beberapa bagian rumah seperti: · lotang risaliweng, Pada bagian depan badan rumah di sebut yang berfungsi sebagai ruang menerima tamu, ruang tidur tamu, tempat bermusyawarah, tempat menyimpan benih, tempat membaringkan mayat sebelum dibawa ke pemakaman. · Lotang ritenggah atau Ruang tengah, berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga bersama isteri dan anak-anaknya yang belum dewasa, hubungan social antara sesame anggota keluarga lebih banyak berlangsung disini. · Lontang rilaleng atau ruang belakang, merupakan merupakan tempat tidur anak gadis atau orang tua usia lanjut, dapur juga di tempatkan pada ruangan ini yang dinamakan dapureng atau jonghe. · Rakkeang ialah loteng yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil pertanian seperti padi, jagung, kacang dan hasil perkebunan lainnya. Sebagaimana halnya unsur-unsur kebudayaan lainnya maka teknologi arsitektur tradisionalpun senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini juga mempengaruhi arsitektur tradisional suku bangsa bugis antara lain bola ugi yang dulunya berbentuk rumah panggung sekarang banyak yang di ubah menjadi rumah yang berlantai batu. Agama Islam juga memberi pengaruh kepada letak dari bagian rumah sekarang yang lebih banyak berorientasi ke Kabah yang merupakan qiblat umat Isalam di seluruh dunia. Hal tersebut di karenakan budaya Islam telah membudaya di kalangan masyarakat bugis makassar, symbol-simbol yang dulunya di pakai sebagai pengusir mahluk halus yang biasanya diambil dari dari jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang tertentu dig anti dengan tulisan dari ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Berpetualang di Bulupuloe

Hari itu cuaca sedang mendung dan basah setelah semalaman di guyur hujan ketika kami meninggalkan Camp. Perlengkapan camping dan BBQ yang telah dipersiapkan sejak malam tadi sudah di angkut menuju Mangkasa Point, tempat kami nantinya akan memulai perjalan laut menggunakan perahu yang telah kami pesan.
Di tengah perjalanan menuju MP di sepanjang Dusun Pongkeru hingga Dusun Lampia sempat turun hujan deras membuat kami agak pesimis membayangkan perjalan menggunakan perahu nantinya, tapi bersyukur keberuntungan masih di pihak kami. Mendekati MP hujan reda meski langit masih gelap tertutup awan hitam. Setiba di MP kami diminta oleh bapak Sekurity yang bertugas untuk mengisi buku laporan mewakili semua teman2 yang turut serta dalam perjalanan ini,sementara itu teman-teman yang lain sibuk mengangkut dan mengatur perlengkapan ke atas perahu. Setelah semuanya terangkut akhirnya kami siap melanjutkan perjalanan melalui laut. Dasar yang hobi motret pemandangan indah yang terpampang di hadapan tidak di sia-siakan begitu saja
Perjalan dari Pelabuhan Mangkasa Point di tempuh selama kurang lebih 20 menit. Perjalanan melintasi teluk bone kami lalui dengan bercanda sambil mencari-cari moment-moment yang layak untuk di abadikan. Suara keras kapal dengan double mesin itu menderu sepanjang perjalanan sehingga kita harus mengeluarkan tenaga ekstra saat ngobrol untuk menyaingi suara mesin perahu, sambil sesekali mata ini membidik ke dalam lensa kamera untuk sekedar mengabadikan pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan menuju pulau Bulupuloe. Sekali-sekali perahu yang kami tumpangi melewati potongan-potongan kayu yang mengapung di lautan lepas, sementara di atasnya bertengker beberapa burung berbulu putih yang beristirahat sambil tetap waspada mengintai mangsanya. Menurut pemilik perahu yang kami tumpangi dengan banyaknya burung menandakan banyaknya ikan di sekitar kita. Hal ini juga menjadi pemandu bagi nelayan-nelayan kita saat mencari ikan di laut. Perahu-perahu nelayan yang baru saja pulang melaut serta para penggiat mancing dari sorowako dan sekitarnya bertebaran di laut bone yang saat itu masih mendung. “Mereka sudah di sini sejak kemarin sore!” ujar bapak pemilik perahu. Yang menjadi pertanyaan saya saat itu kemana mereka pada saat hujan deras semalaman yang tentunya di barengi dengan tingginya gelombang laut.Yang namanya hoby tentunya hal itu tidak berarti bagi penggiat mancing tersebut.

Bagang-bagang yang hanya biasa di lihat dari jauh tampak jelas ketika perahu yang kami tumpangi melintas di dekatnya. Moment itupun tidak kusia-siakan segera kuambil kameraku untuk mengabadikannya, saat mata ini membidik, sang pemilik bagang sadar akan di potret spontan melambaikan tangan kepada kami dan kamipun membalasnya. Inilah keramahan lasim yang bias kita temui di sepanjang perjalanan sambil sekali-skali saling teriak sebagai pengganti salam. Terkesima memandangi bagang dari dekat Aku jadi teingat dengan program TV7 Jejak Petualang pavoritku yang saat episode masyarakat bajoe dan pabagang yang di pandu oleh Riyanni Djangkaru.
Tersadar dari lamunanku tampak samara-samar pulau yang menjadi sasaran tujuan kami. Semakin dekat perahu ini semakin jelas tampak pulau yang di penuhi rimbunan pohon-pohon menghijau serta hamparan pasir putih di bibir pantainya. Laju perahu terasa semakin lambat membuat hati ini ingin segera melompat berenang menuju pantai. Kejernihan air laut di sekeliling perahu semakin menguak keindahan dasar pantai yang di huni aneka karang laut serta penghuni-penghuninya. Dalam hati aku mengucapkan syukur atas ciptaan Tuhan YME. Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan. Ditengah lamunanku tiba-tiba Byuurrrr..!!!. secara serentak semua kepala menoleh ke sumber suara sambil bertanya Ada apa gerangan. Selang beberapa detik kemudian suara ketawapun pecah takkala melihat Ilham sudah basah kuyup dengan pakaian lengkapnya. Rupanya Ilham terjatuh takkala hendak menyeberangi perahu yang masih licin.Kasihan sekali, semua pakaiannya basah termasuk rorok classmild satu-satunya yang dia bawa. Akhirnya perahu sudah bersandar di bibir Pantai, bahu-membahu perlengkapan BBQ-pun di turunkan dari perahu. Dengan sigap kami pun membangun tenda serta membantu mempersiapkan perlengkapan untuk makan siang. Perut sudah lapar neh, Bersambung…..

Gaya arsitektur modern di Indonesia
Arsitektur modern tidak mengalami perkembangannya di Indonesia, karena sebagaimana gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara barat, gaya ini masuk ke Indonesia sebagai pengaruh globalisasi. Gaya arsitektur modern muncul sebagai gaya internasional yang cukup memiliki kemiripan di semua tempat, semua negara. Setidaknya, gaya modern tetap mengusung fungsi ruang sebagai titik awal desain. Di Indonesia, gaya modern dipandang sebagai gaya dimana fungsi ruang juga merupakan titik awal desain. Gaya modern adalah gaya yang simple, bersih, fungsional, stylish, trendy, up-to-date yang berkaitan dengan gaya hidup modern yang sedang berkembang pesat. Gaya hidup modern ditopang oleh kemajuan teknologi, dimana banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dibuat dan didapatkan menjadi tersedia bagi banyak orang. Dalam gaya hidup modern, masyarakat didalamnya cenderung menyukai hal-hal yang mudah dan cepat, karena berbagai alat dibuat secara industrial untuk kemudahan manusia. Sifat dasar gaya hidup modern adalah tuntutan untuk bergerak dan melakukan segala sesuatu dengan lebih cepat, yang didukung oleh teknologi dan industrialisasi. Teknologi dikembangkan untuk membuat pekerjaan dan kehidupan sehari-hari lebih cepat dan mudah, misalnya perkembangan teknologi informasi yang memudahkan manusia berkomunikasi menggunakan alat semacam telepon dan komputer. Kualitas dan kecepatan menjadi hal yang penting dalam gaya hidup modern, sehingga terdapat kecenderungan untuk melihat nilai benda-benda berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah dan fungsional. Dalam arsitektur, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien. Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika yang diusung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan unsur tradisi ornamen yang menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu, apakah modern, ataukah postmodern?Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern murni bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di Indonesia. Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia bahkan istilah ini cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya arsitektur modern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas "Modern Indonesia" dengan karakter sebagai berikut:q Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola aktivitas penghuniq Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkanq Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruangq Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur modern Bali, dan sebagainya)q Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan) ***

Minggu, 27 Januari 2008

Awal & Akhir

Setelah lama niat ini terpendam akhirnya saya memiliki blog sendiri. Entah ada kaitannya atau tidak. postingan pertamaku yang merupakan awal dari memulai proses hidup baru yang sebentarlagi akan aku jalani juga merupakan akhir sejarah dari Sang Jenderal besar mantan penguasa orde baru yang telah memimpin bangsa ini selama 32 tahun.
H.M. Soeharto dikabarkan meninggal pada hari ini, minggu 27 januari 2008 di RSUP Pertamina Jakarta pada pukul 13.10 WIB. Selamat Jalan Bapak Pembangunan. jasa-jasamu akan selalu kami kenang. meskipun banyak orang menghinamu diakhir hayatmu tetapi bagiku engkaulah penyelamat bangsa ini. jasa-jasa dan hasil karyamu menghapus segala hinaan yang di alamatkan kepadamu.