Senin, 28 Januari 2008

Berpetualang di Bulupuloe

Hari itu cuaca sedang mendung dan basah setelah semalaman di guyur hujan ketika kami meninggalkan Camp. Perlengkapan camping dan BBQ yang telah dipersiapkan sejak malam tadi sudah di angkut menuju Mangkasa Point, tempat kami nantinya akan memulai perjalan laut menggunakan perahu yang telah kami pesan.
Di tengah perjalanan menuju MP di sepanjang Dusun Pongkeru hingga Dusun Lampia sempat turun hujan deras membuat kami agak pesimis membayangkan perjalan menggunakan perahu nantinya, tapi bersyukur keberuntungan masih di pihak kami. Mendekati MP hujan reda meski langit masih gelap tertutup awan hitam. Setiba di MP kami diminta oleh bapak Sekurity yang bertugas untuk mengisi buku laporan mewakili semua teman2 yang turut serta dalam perjalanan ini,sementara itu teman-teman yang lain sibuk mengangkut dan mengatur perlengkapan ke atas perahu. Setelah semuanya terangkut akhirnya kami siap melanjutkan perjalanan melalui laut. Dasar yang hobi motret pemandangan indah yang terpampang di hadapan tidak di sia-siakan begitu saja
Perjalan dari Pelabuhan Mangkasa Point di tempuh selama kurang lebih 20 menit. Perjalanan melintasi teluk bone kami lalui dengan bercanda sambil mencari-cari moment-moment yang layak untuk di abadikan. Suara keras kapal dengan double mesin itu menderu sepanjang perjalanan sehingga kita harus mengeluarkan tenaga ekstra saat ngobrol untuk menyaingi suara mesin perahu, sambil sesekali mata ini membidik ke dalam lensa kamera untuk sekedar mengabadikan pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan menuju pulau Bulupuloe. Sekali-sekali perahu yang kami tumpangi melewati potongan-potongan kayu yang mengapung di lautan lepas, sementara di atasnya bertengker beberapa burung berbulu putih yang beristirahat sambil tetap waspada mengintai mangsanya. Menurut pemilik perahu yang kami tumpangi dengan banyaknya burung menandakan banyaknya ikan di sekitar kita. Hal ini juga menjadi pemandu bagi nelayan-nelayan kita saat mencari ikan di laut. Perahu-perahu nelayan yang baru saja pulang melaut serta para penggiat mancing dari sorowako dan sekitarnya bertebaran di laut bone yang saat itu masih mendung. “Mereka sudah di sini sejak kemarin sore!” ujar bapak pemilik perahu. Yang menjadi pertanyaan saya saat itu kemana mereka pada saat hujan deras semalaman yang tentunya di barengi dengan tingginya gelombang laut.Yang namanya hoby tentunya hal itu tidak berarti bagi penggiat mancing tersebut.

Bagang-bagang yang hanya biasa di lihat dari jauh tampak jelas ketika perahu yang kami tumpangi melintas di dekatnya. Moment itupun tidak kusia-siakan segera kuambil kameraku untuk mengabadikannya, saat mata ini membidik, sang pemilik bagang sadar akan di potret spontan melambaikan tangan kepada kami dan kamipun membalasnya. Inilah keramahan lasim yang bias kita temui di sepanjang perjalanan sambil sekali-skali saling teriak sebagai pengganti salam. Terkesima memandangi bagang dari dekat Aku jadi teingat dengan program TV7 Jejak Petualang pavoritku yang saat episode masyarakat bajoe dan pabagang yang di pandu oleh Riyanni Djangkaru.
Tersadar dari lamunanku tampak samara-samar pulau yang menjadi sasaran tujuan kami. Semakin dekat perahu ini semakin jelas tampak pulau yang di penuhi rimbunan pohon-pohon menghijau serta hamparan pasir putih di bibir pantainya. Laju perahu terasa semakin lambat membuat hati ini ingin segera melompat berenang menuju pantai. Kejernihan air laut di sekeliling perahu semakin menguak keindahan dasar pantai yang di huni aneka karang laut serta penghuni-penghuninya. Dalam hati aku mengucapkan syukur atas ciptaan Tuhan YME. Sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan. Ditengah lamunanku tiba-tiba Byuurrrr..!!!. secara serentak semua kepala menoleh ke sumber suara sambil bertanya Ada apa gerangan. Selang beberapa detik kemudian suara ketawapun pecah takkala melihat Ilham sudah basah kuyup dengan pakaian lengkapnya. Rupanya Ilham terjatuh takkala hendak menyeberangi perahu yang masih licin.Kasihan sekali, semua pakaiannya basah termasuk rorok classmild satu-satunya yang dia bawa. Akhirnya perahu sudah bersandar di bibir Pantai, bahu-membahu perlengkapan BBQ-pun di turunkan dari perahu. Dengan sigap kami pun membangun tenda serta membantu mempersiapkan perlengkapan untuk makan siang. Perut sudah lapar neh, Bersambung…..